Selanjutnya, saya mencoba membuka rapat dengan penuh semangat, tujuannya agar rapat dapat berjalan dengan khidmat, terbuka, aktif, dan alhamdulillah rapat perdananya berjalan dengan baik. Walaupun ada satu atau 2 orang yang masih malu-malu dalam mengungkapkan opininya, namun itu bukan menjadi kendala saya untuk tidak mengikutsertakan mereka apabila ada rapat selanjutnya. Saya hanya berpikir bahwasanya, dengan berjalnnya waktu mereka akan terbuka dengan opininya dan tidak takut untuk aktif ketika ada pertemuan atau rapat.
Setelah melakukan persiapan yang sudah direncanakan pada rapat perdana, lalu saya mengumpulkan panitia presidium untuk melakukan rapat presidium membahas hasil rapat perdana dan tindak lanjut dari konsep yang telah dirancang pada saat rapat perdana. Selanjutnya, saya mengadakan rapat harian dengan seluruh panitia untuk menanyakan sejauh mana rekan-rekan sudah melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dan pada suatu ketika, saya mengadakan rapat hanya dihadiri oleh 10 dari 50 panitia, itu membuat saya kesal dengan rekan-rekan atas ketidakhadirannya rapat harian.namun, saya mencoba untuk tidak terlalu bergantung pada rekan-rekan, saya mencoba untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, seperti membuat proposal, membuat surat undangan, meminjam peralatan maupun tempat, dll. Itu saya kerjakan sendiri karena saya tidak mau kalau kegiatan ini tidak terlaksana karena kurangnya keaktifan panitia dan komimten panitia dalam menjalankan amanah yang telah diberikan.
Dan dengan usaha saya untuk tetap melaksanakan kegiatan tersebut, akhirnya terbalaskan keringat saya dalam mengusahakan kegiatan tersebut yang terlaksana dengan baik. Lalu, saya juga tidak bingung lagi ataupun merasa cemas, gugup, ketika saya terpilih menjadi ketua kegiatan atau pekerjaan yang mengkordinir kegiatan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar