Nama Anggota:
Imam Damara 09-032
Ichsan Syah Lubis 10-011
Arief Tri Prabowo 10-118
Pada BAB ini kita akan membahas mengenai teori-teori belajar yang muncul pada abad ke 20-an hingga berkembang. Disetiap masa, sains adalah hal-hal yang
dihasilkan oleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif yang telah
ditemukan dan sesuai dengan zamannya. Setiap langkah dalam kemajuan sains atau
ilmu pengetahuan akan bergantung pada langkah sebelumnya. dan proses ini tidak
bisa dipercepat dengan hanya berharap (boring, 1930)
Behaviorisme dan Koneksionisme
Behaviorisme dan Koneksionisme menjadi aliran dominan dari 1920-an
hingga 1950-an, namun ia tidak sepenuhnya bebas dari kritikan tokoh lainnya.
Pendapat yang menentangnya yakni psikologi Gestalt yang menekankan pada
pentingnya persepsi pemelajar dalam situasi pemecahan masalah dan karenanya ia
membahas persoalan kognitif.
Dalam Behaviorisme ada beberapa hal yang penting, yakni :
- Hal yang menjadi fokus studi ialah
perilaku yang tampak atau yang bisa diamati, bukan kejadian mental
internal atau rekonstruksi verbal atas kejadian.
- Perilaku tersebut harus dipelajari melalui
elemennya yang paling sederhana (stimuli spesifik dan respon spesifik) dan
perilaku bisa diajarkan berdasarkan pengkondisian.
- Proses belajar adalah perubahan
behavioral. Suatu respons khusus terasosiasikan kejadian dari suatu
stimulus khusus, dan terjadi dalam kehadiran tersebut.
Dari dasar Behaviorisme tersebut ada beberapa
tokoh yang membahas dan melakukan berbagai riset dalam menelaah teori ini.
Adapun tokoh-tokoh tersebut seperti Ivan Pavlov, B. F. Skinner, John B. Watson,
Albert, dll.
Dalam teori Behaviorisme terdapat juga suatu
aliran yang mana aliran tersebut merujuk pada teori Behaviorisme, yakni
Koneksionisme yang dipopulerkan oleh Edward Thorndike. Teori ini berbeda
dengan pengkondisian klasik dalam dua hal, yaitu : pertama Thorndike tertarik
dengan proses mental, dan kedua melakukan riset reaksi refleks atau tidak
sukarela, Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela.
Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan teori yang
menentang teori Behaviorisme. Teori ini berfokus pada pengalaman persepsi,
dengan pendiri psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer. Riset yang dilakukan
psikologi Gestalt terhadap persepsi visual menunjukkan bahwa : (a) ciri global
dideteksi sebagai keseluruhan, bukan sebagai elemen-elemen sederhana, (b)
proses ini konstruktif karena individual sering mentransformasikan input visual
yang tidak lengkap ke dalam citra perseptual yang lebih jelas. (Lehar, 2003, h.
51).
Teori ini diasumsikan berdasarkan, yakni :
(1) perilaku bersifat molar, (2) individu memahami aspek dari lingkungan sebagai
organisasi stimuli, dan merespon berdasarkan persepsi tersebut, (3) selanjutnya
organisasi atau susunan dari stimuli di lingkungan itu sendiri adalah sebuah
proses, dan proses ini mempengaruhi persepsi individu.
Dilhat berdasarkan masing-masing asumsi teori
Behaviorisme dan Gestalt terjadi berbagai perbedaan yang mendasar didapat. Adapun
perbedaan tersebut ialah :
- Teori Gestalt berpendapat bahwa yang harus
dipelajari adalah perilaku molar bukan perilaku molekular.
- Teori Gestalt berfokus pada pengalaman
persepsi sedangkan teori Behaviorisme berfokus pada perilaku yang bisa diamati.
0 komentar:
Posting Komentar