Selasa, 09 Oktober 2012
Analisis Pengalaman Berdasarkan Teori Skinner
Bercerita mengenai pengalaman yang dikaitkan pada
teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner sangat banyak pembahasan yang bisa
ditelaah. Bahkan hampir semua pengalaman hidup juga bisa dibahas dengan teori
tersebut. Contoh pada pengalaman pribadi penulis, pada saat mengadakan
pesantren kilat di masjid dekat rumah.
Pada
awalnya penulis tidak ada punya gambaran ingin melakukan kegiatan tersebut.
Namun, suatu ketika penulis mendapatkan cerita dari adik-adik kelas di SMA
dimana sekolah tersebut akan mengadakan pesantren kilat yang diadakan pada saat
bulan Ramadhan yang sudah menjadi kegiatan rutin di bulan Ramadhan, bahkan
disekolah-sekolah lain juga seperti itu. Berawal dari inilah, penulis berkeinginan
membuat kegiatan pesantren kilat yang dalam hal ini tidak diadakan disekolah
melainkan di masjid dekat penulis tinggal.
Ini
yang menjadi Stimulus yang dikaitkan dengan teori belajar Skinner. Stimulus
tersebut merupakan cerita dari adik-adik kelas di SMA. Dari stimulus ini,
sehingga menghasilkan respon yakni penulis berkeinginan untuk menbuat Kegiatan
tersebut di daerah tinggal penulis.
Kemudian,
teori belajar skinner tidak hanya melihat dari adanya stimulus kemudian
menghasilkan respon, namun bagaimana proses belajar itu terjadi dapat
berulang-ulang karena adanya penguatan dan penjadwalan yang sesuai.
Dalam
hal ini, juga bisa di bahas dari pengalaman penulis yang masih seputaran kegiatan
pesantren kilat. Pengalaman tersebut, ketika penulis terpilih menjadi ketua
panitia lalu penulis telah menetapkan beberapa orang yang akan menjadi
rekan-rekan untuk menngadakan dan menjalankan kegiatan tersebut. Setelah
seluruh panitia sudah terbentuk maka ketua mengadakan rapat perdana membahas
konsep dari kegiatan tersebut. terjadi bebagai proses belajar dan pada suatu
waktu, salahsatu panitia yang diamanahkan untuk membuat spanduk yang seharusnya
dikumpul pada waktu yang disepakati tidak dikerjakan. Sehingga ketua panitia
memberikan teguran ataupun peringatan untuk secepatnya menyelesaikan spanduk
tersebut. ketua panitia memberikan tenggang waktu untuk menyelsaikannya yakni
seminggu.
Lalu,
hari demi hari terlewati, dan proses-proses belajar semakin terjalani. Selang
seminggu, ketua menanyakan kabar spanduk, namun dari panitia yang
menanggungjawabkan hal itu mengatakan masih belum dikerjakan. Kembali ketua
memberi peringatan kepada panitia tersebut. oleh karena itu, setiap harinya
ketua mengingatkan kepada panitia tersebut untuk megerjakan tugasnya. Sampai
berulang-ulang ketua memberi teguran dan akhirnya panitia tersebut mengerjakan
tugasnya dan ketika ketua memberikan tugas kepada panitia itu kembali, panitia
tersebut langsung mengerjakannya, karena dia tidak ingin lagi mendapatkan
peringatan bahkan hukuman dari ketua.
Dari
pengalaman tersebut memberikan pembahsan mengenai teori belajar Skinner. Sesuai
dengan teori Skinner “respon yang menimbulkan penghentian atau penghilangan
stimulus diskriminatif disebut sebagai perilaku penghindaran (escape behavior) (Skinner, 1953, h.
171). Dalam hal ini, pembahasannya yang dapat kita identifikasi pada saat ketua
panitia terus memberikan peringatan bahkan sesekali teguran ketika panitia
tidak menjalankan tugasnya atau berperilaku sebagaimana yang diharapkan oleh
ketua. Dengan kata lain berdasarkan teori belajar Skinner ini dinamakan
penguatan negatif. Dan ada penjadwalan yang diberikan oleh ketua ketika
memberikan peringatan ataupun hukuman seperti setiap harinya ketua mengingatkan
panitia untuk mengerjakan tugasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar